Artikel guest post dari https://www.sunglowmama.my.id/

Pekerjaan sebagai content creator sudah tidak lagi jadi pekerjaan yang asing di era digital ini. Bahkan, setiap instagrammer, blogger, selebgram dan youtuber sebenarnya adalah pembuat konten. Bedanya cuma di tipe konten dan niche yang dituju, jatuhnya mereka adalah pembuat konten independen.

Ketika kita dibayar oleh sebuah perusahaan untuk membuat konten, otomatis content creatorΒ menjadi profesi. Ini pengalaman saya bekerja sebagai pembuat konten lepas untuk perusahaan asing.

Awal mula menjadi content creator

Enam tahun lalu saya baru beberapa bulan resignΒ bekerja di kantor, tanpa ada pekerjaan tetap setelahnya. Agak menakutkan rasanya, setelah bertahun-tahun bekerja dengan gaji tetap per bulan dengan segenap benefit-nya, saya keluar dari zona nyaman itu. Tapi saya udah tidak lagi cocok dengan profesi lama saya. Ibaratnya, seperti saya sudah lulus luar-dalam di profesi yang sama setelah bertahun-tahun. Saya cukup setia dengan profesi ini karena langsung digeluti semenjakΒ lulus perguruan tinggi.

Sebenarnya, rencana saya adalah memulai online shopΒ dan menjual produk sendiri. Tapi dalam pelaksanaannya, sulit untuk memulai sesuatu yang kita benar-benar nggak tahu dunianya saat itu. Akhirnya, rencana saya itu nggak bertahan lama. Namun, saya memilih punya rencana cadangan, alias tetap mencari pekerjaan sebagai pekerja lepas alias freelancer. Saya mencari di situs lamaran kerja yang popular dengan kata kunci β€˜freelancer’ dan β€˜writer’.

Di benak saya, pekerjaan lepas yang saya tuju sebenarnya mengerjakan project yang sementara saja. Misalnya, 3 bulan atau sebulan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Saya malah berhasil direkrut jadi freelancer content creator sebuah platform social media.

Waktu itu saya nggak begitu masalah sih kalau diterima sebagai pekerja lepas jika kantornya di Jakarta, karena paling sesekali saja ke kantornya. Soalnya salah satu alasan saya mencari pekerjaan lepas adalah saya kapok dengan transportasi umum di Jakarta, dengan cuaca panas dan polusi yang tinggi. Kalau bisa, saya dapat pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah, dekat dengan profesi utama saya sebagai istri.

Balik lagi dengan keterima kerja sebagai content creator. Rasanya waktu itu pekerjaan macam ini nggak banyak. Selebgram paling siapa sih, ya artis-artis Ibukota juga. Awkarin juga belum ada. Makanya, saya cuma senang dapat pekerjaan sebagai freelancer.

Pekerjaannya juga remote, jadi dikerjakan dari rumah dan terhubung dengan internet. Wawancara kerja pun via Skype, dengan perekrut dan kantor perusahaan yang berdomisili di Jepang. Saya nggak nyangka juga, sebelumnya saya nggak pernah sama sekali berpikir mau jadi pembuat konten. Buat lamarannya pun bermodal PD saja dengan bekal pengalaman sebagai blogger dan beberapa bulan sebagai kontributor majalah online. Alhamdulillah, saya mulai bekerja sebagai content creator awal tahun 2015.

Jobdesk Content Creator

Seperti profesinya, saya diharapkan membuat konten per hari yang diharapkan banyak dibaca orang. Awalnya saya nggak ngerti konten seperti apa yang bagus dibuat. Alhamdulillah, saya dibimbing dari isi konten, pemilihan konten hingga judulnya. Job ini dikerjakan di website perusahaannya sendiri dengan mengambil konten utama dari Twitter. Tapi bisa juga memasukkan konten dari social media lain, memasukkan teks hingga embed Youtube.

Target audience-nya pengunjung dari Indonesia. Freelancer direkrut untuk mengimbangi konten-konten yang berbau negatif mengenai politik. Entah kenapa platform perusahaan berisi banyak konten yang demikian.

Sistem Pembayaran Pekerjaan

Uniknya profesi saya ini dibayar per bulan, bukan per project seperti umumnya pekerjaan freelancer. Awalnya nggak seberapa penghasilannya. Setelah lewat beberapa bulan, ada peningkatan penghasilan. Pertamanya, ada jumlah konten yang harus dibuat per bulan. Selang kira-kira dua atau tiga tahun, kita dibayar sesuai dengan banyak konten yang kita buat. Semakin besar jumlah view kontennya, semakin berlipat hitungan bayarannya.

Kalau nggak salah, ditahun pertama saya dibayar dengan dollar sehingga pembayarannya via Paypal. Tapi lewat setahun, karena protes saya soal potongan biaya pengiriman dana dari Paypal ke bank, akhirnya setiap content creator dibayar langsung ke rekening bank lokal.

Awalnya sesekali tiap beberapa bulan, head content creator menghubungi via Skype untuk mengulas performa kita. Jadi walaupun bekerja remote dan di negara yang berbeda, performa kita tetap dipantau dan dinilai. Namun beberapa tahun terakhir, benar-benar dilepas kerja independen namun tetap dibayar per bulan. Pernah juga ketika lebaran diberi bingkisan yang bertemakan Jepang banget. Head-nya cukup thoughtful kala itu. Beberapa kali juga diadakan kopdar di Jakarta.

Senang dan Susahnya Jadi Content Creator

Mungkin orang-orang berpikir jadi content creator tinggal buat konten saja, sehingga terbilang mudah. Namun tak setiap hari mood ini jalan mau buat konten. Tak setiap hari ada berita yang patut dijadikan konten. Pun ketika ada, kadang ya nggak banget. Seperti, artis-artis yang sengaja membuat sensasi. Soalnya, walau saya mencari konten yang sekiranya bakal dibaca banyak orang, batin saya berkata, β€˜malas buat dia-dia jadi femes atau lebih tersorot ya karena memang itu yang dia cari, sensasi.’

Tapi konten ngga kenal saya malas atau nggak malas, dia cuma kenal berita dibaca atau tidak.

Yang paling berat buat saya adalah jelang Pilkada. Karena begitu banyak berita berseliweran di linimasa, hoax atau bukan, yang saling menjatuhkan kubu lain. Tiap hari rasanya enggan melihat timeline sosmed. Tapi mau nggak mau, ini sudah menjadi pekerjaan dan saya harus kejar jumlah konten yang dibuat per bulannya.

Lho bukannya justru banyak bahan konten? Nah ini, kadang berita yang ada di sosmed itu belum tentu benar, jika dari status orang saja. Ketika kita memilih membuat konten yang β€˜panas’ alias berisi menyulut emosi, maka akan tertular ke hati. Akhirnya jadi ikut emosi. Yang baca juga jadi emosi. Ini jadi pembelajaran saya waktu itu, buat konten lebih baik nggak usah yang buat orang emosi, walaupun yang baca kontennya bisa banyak. Ngeri saya kecipratan dosa. Mungkin ini bukan poin yang bisa ditiru agar konten banyak dibaca, tapi setidaknya hati saya lebih damai.

Tapi yang saya syukuri dari profesi ini, adalah fleksibelnya jam kerja. Bahkan ketika baru melahirkan anak saya, kira-kira semingguan saya bisa buat konten dari handphone. Padahal saya sudah izin karena baru melahirkan. Tapi pada dasarnya si ibu baru ini nggak betah diam. Karena jam kerjanya fleksibel, saya masih bisa mengurus keluarga dan rumah. Di saat yang sama, wawasan saya bertambah. Karena di sela-sela istirahat, saya sengaja baca berita mencari konten.

Mau cuma beberapa menit atau sejam, saya bisa menghasilkan dari hp aja. Ketika sudah ada anak, seringnya saya mengerjakan ketika anak sudah tertidur. Biasanya saya patok per hari jumlah konten yang saya buat. Pendapatannya tentu nggak sebesar ketika kerja kantoran. Tapi cukup menambah penghasilan.

Tapi pekerjaan ini nggak begitu memusingkan hari libur umum atau tidak, yang penting kuota tercapai dan jumlah view banyak. Nggak ada THR ya, karena judulnya pekerja lepas.

Akhirnya, baru-baru ini profesi saya ini berakhir, karena satu dan lain hal. Platform perusahaan berhenti beroperasi. Mungkin juga karena terdampak pandemi. Namun pengalaman berharga dari sisi pengalaman menulis, insya Allah kepekaan saya lebih tajam.

Menengok ke belakang, profesi ini sebenarnya ideal untuk saya. Karena pekerjaan penuh waktu, saya nggak bisa menyanggupi waktu itu. Sebagai pekerjaan sampingan yang sebenarnya akarnya menulis, profesi ini cukup baik untuk dijadikan pilihan.

Tips Jadi Content Creator

Mungkin ada yang ingin jadi content creator, tipsnya kurang lebih seperti ini:

  • Rajin baca dan update berita, dengan begini jadi tahu konten yang sekiranya akan dibaca banyak orang.
  • Buat konten berdasarkan sumber terpercaya. Hanya buat konten dari sumber yang kita tahu itu benar asal muasalnya.
  • Sigap buat konten. Ketika ada pemberitaan hangat yang kayaknya bagus jadi konten, segeralah dibuat sebelum momen berlalu. Seringkali, konten yang banyak dibaca itu karena best timing juga.
  • Pintar membuat judul. Rajinlah berlatih membuat judul yang bagus, yang sesuai isi dan juga menarik perhatian tapi tidak berlebihan.
  • Follow akun sosmed si pembuat berita, seperti public figure, selebgram, artis, tokoh politik, media terpercaya dan siapapun yang biasanya menyediakan bahan konten.

Begitulah sharing singkat saya soal bekerja menjadi content creator. Profesi ini semakin banyak dicari di masa kini, sebagai branding perusahaan dan agar mendapatkan interaksi orang. Jika kita bisa menulis, saya rasa profesi ini cukup baik dan bisa dijadikan pekerjaan, secara paruh waktu maupun full time.

Tentang Author:

Ibu anak satu mantan kuli media yang suka menulis di SunglowΒ Mama, blog berisi jurnal dunia kreatif: fotografi, desain dan blogging. Email mi********@gm***.com

31 Comments

  1. Aku baru ngerti, blogger juga disebut conten creator. Selama ini mikirnya conten creator itu lebih ke penulis website yang seperti pekerjaan mbak ini, atau youtuber. Memang mood musuh terbesar nulis ya mbak.

    1. Pokoknya yang berhubungan dengan content, di sebutnya content creator mbak. Entah content berupa tulisan atau video πŸ™‚

  2. Salut padamu, Mbak..semangat memanfaatkan potensi dan tetap berkarya jadi freelance content creator setelah berhenti bekerja penuh waktu. Sharing dan tips yang inspiratif ini..Thanks
    Semoga sukses dengan langkah yang dijalani saat ini dan ke depan nanti ya

    1. Saya akan sampaikan ke mbak Andina ya mbak Dian πŸ™‚ makasih

  3. Apa-apa memang harus berani merintis ya. Apalagi yg tadinya full time job, dapat gaji tetap. Switch jadi content creator yang belum banyak orang tahu. Terimakasih sharingnya Mbak Andina…

  4. Nurhilmiyah says:

    Makasih tipsnya Mbak Indri… setuju banged yang namanya Content Creator itu mesti rajin baca dan update berita2yang sedang viral juga ya. Trus harus sigap juga bikin kontennya jadi gak ketinggalan informasi. Noted. tfs Mbak

  5. Harus banyak latihan ya agar kita bisa menjadi content creator yang mumpuni. Salah satu jenis pekerjaan yang bisa dilakoni di masa serba digital ini.

  6. Alhamdulillah kalau artikelnya bisa bermanfaat ❀️ seru deh guest posting nya

  7. Nah itu dia, kadang kalau mau nulis berdasarkan berita yang lagi viral, bawaannya pengin emosi sendiri lho mba. Hati jadi ikutan gemes gitu deh. Harus belajar dari pengalaman yang diceritakan di artikel ini nih.

    1. Iya bener mbak, apalagi kalau pas musim politik ya

  8. Wahh seru banget bisa bekerja freelance dan dibayar pakai mata uang selain rupiah. Makasih utk tips2’y, saya sebagai beginner harus banyak belajar dari senior2 ini

  9. hmm aku juga sedang berproses menjadi content creator
    sementara di blog dulu
    semoga penghasilan dari blog bisa mengantarkanku untuk dapat hape yang bagus, biar jadi modal ngeyoutube. aamiin

  10. Pengalaman yang luar biasa sebagai content creator ya kak keren nih. Mengambil timingnya nih yang susah ya, apalagi kalau beritanya nggak banget males nulis biasanya hehehe

    1. Betul mbak, lewat timing udah basi biasanya πŸ™‚

  11. Wah keren mbak bisa jadi content creator media asing. Pasti pengalaman kerja yang luar biasa ya, saya dulu juga pernah gabung jadi content writer sebuah media online, tapi tidak berlangsung lama, proyeknya di hentikan juga. Tapi seperti mbak, kita sudah dapat pengalaman yang luar biasa ya.

    1. Hai mba Ulfah, iya nih pengalaman dari mbak Andina memang keren deh, bisa jadi freelance content creator perusahaan asing πŸ™‚

    2. Thank you untuk sharingnya. Menyenangkan sekali bisa belajar dari pngalaman orang lain.

  12. Aku termasuk yang masih belajar jadi content creator. Makasih banyak mbak artikel membantu banget untuk saya.

  13. Pengalamannya mirip gitu dengan saya. Tapi alhamdulillah saya masih lanjut sampe sekarang. Meski penghasilan tidak seperti karyawan kantoran, tapi kalau waktu kita fleksibel, malah senang banget ya

    1. Bener banget teh, yang paling penting masih bisa jaga anak dan keluarga di rumah πŸ™‚

  14. Pengalamannya mirip gitu dengan saya. Tapi alhamdulillah saya masih lanjut sampe sekarang. Meski penghasilan tidak seperti karyawan kantoran, tapi kalau waktu kita fleksibel, malah senang banget ya

  15. Pengalamannya mirip gitu dengan saya. Tapi alhamdulillah saya masih lanjut sampe sekarang. Meski penghasilan tidak seperti karyawan kantoran, tapi kalau waktu kita fleksibel, malah senang banget ya

  16. Wah terima kasih sekali Mbak Indri untuk content yang menarik ini.
    Menambah motivasi saya untuk selalu belajar membuat content yang bermanfaat πŸ™‚
    Semoga di tahun dΓ©pan saya bisa merealisasikan dream job saya sebagai content creator seperti Mbak Indri

    1. Halo Aqma, wahh blognya keren banget. Semoga kesempatan menjadi content creator segera tercapai ya. Amin πŸ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *