Saya Berhenti Menerima Konten Berbayar. Mau Tahu Alasannya ?

Hampir 3 tahun sudah blog ini numpang wara wiri di internet dan google search. Meskipun postingan pertama ada di tahun 2011, percayalah, artikel-artikel tersebut masih gak enak di baca dan layak sangat untuk di revisi 🙂

Untuk saat ini, saya belum ada waktu untuk membenahi dan akan butuh waktu juga untuk merevisi artikel satu persatu. Jadi skip dulu untuk sementara.

Seperti blogger pada umumnya, salah satu pendapatan yang saya dapat dari blog ini adalah melalui konten berbayar.

Ada yang kontennya tinggal upload di blog, ada juga yang harus di tulis sendiri. Intinya tetep, ada fee. Kok hitungannya 3 tahun ? Iya karena saya baru beli top level domain di Dewaweb 3 tahun lalu. Jadi, anggap saja, hari lahirnya blog ini 3 tahun yang lalu. Sudahlah, setuju saja…

Terus terang, saya gak tahu berapa patokan harga konten berbayar di blog karena sepertinya hal ini agak rahasia ya hahaha…(bisikin dong…)

Jujur, sampai dengan tahun lalu, blog ini pernah mendapat fee untuk artikel berbayar di harga IDR 400.000 per satu artikel dari salah satu brand.

Ada juga yang idr 325.000 – an, ada juga yang peknggo alias 150.000 pokoknya macem-macem deh harganya.

Di terima ? Iya.

Saat itu asalkan harga dan artikelnya ada, semua saya terima. Pengen ngerasain juga jadi blogger yang menghasilkan.

Kalau di hitung-hitung, per bulan bisa dapat 1 juta sampai 1.5 juta rupiah dari artikel berbayar ini. Rasanya seneng loh karena ada brand yang percaya sama kita dan naruh artikelnya di sini. —- (saat itu mikirnya gitu) ——

Nah karena profesi bloggernya masih part time, sebagian besar waktu saya habis untuk kerja remote di Upwork, lama-lama blog ini kayak gak keurus gitu.

Artikel yang saya buat sendiri tidak bisa tayang secara konsisten. Gak ada ide buat nulis, jadi kalau ada penawaran artikel berbayar malah seneng karena blog-nya bisa update tanpa capek.

Artikel menarik : Tips Dapat $$$ dari Upwork

Pekerjaan saya di Upwork itu sebagian besar (hampir 90%) adalah mencari database website dan blog, outreach email, prospecting guest post atau sponsored post sampai follow up hingga artikel-nya tayang.

15 day upwork success

Di pikir-pikir kok kebalikan ya. Di Upwork saya jadi macam anak buah brand yang cari blogger potensial untuk bisa pasang artikel guest posting atau sponsored post. Di blog milik saya sendiri, saya malahan yang jadi target brand sebagai blogger potensial untuk artikel berbayar.

Di Upwork memang saya pilh-pilih job. Hanya berburu job yang ada kaitannya dengan outreach, link building dan virtual assistant. Kok gitu ? Iya, biar lebih fokus dengan spesialisasi job.

Karena secara mendasar pekerjaannya sama hanya klien-nya yang berbeda-beda, saya lama-lama jadi tau dong mana blog atau website yang di sukai klien. Mana yang bagus untuk guest post, broken link, sponsored post atau infografis.

15 day virtual assistant

Dalam hal prospecting, banyak dari klien saya memakai software tool untuk melihat traffic per bulan, reffering domain, dll. Ada yang pakai Ahrefs, ada yang pakai SEMrush. Tapi karena berlangganan alat-alat tersebut itu tidak murah, saya tidak pakai.

Kalau saya, cukup pasang Moz bar extention di Chrome. Gak hanya Moz bar, banyak extention yang saya pasang di Chrome karena berhubungan dengan pekerjaan di Upwork. Macam Buzzmaker, Similarweb, Influencer Engange, Link Miner, Grammarly, Keywords Everywhere, Clearbit Connect dan lain-lain. Sampai berdesak-desakan ikonnya 🙂

Artikel menarik : 12 Tips Menulis Konten Artikel untuk Blogger Pemula

Waktu itu, iseng-iseng, pas break kerja, buka domain blog ini, niat awalnya sih cuma iseng cek DA/PA itu saja. Sudah naik kah atau malah turun? Seneng sih karena sudah lumayan tinggi DA/PA nya, di 31/35.

Karena pakai Moz, saat itu juga sekalian join free trial Moz Pro biar bisa cek blog ini lebih mendalam. Apa saja yang bisa di cek? Inbound link, spam score, keywords, dll.

Ini yang saya dapat :
DA/PA : 31/35
Linking domain : 178
Inbound link : 58.5K
Internal links : 100% do-follow
Eksternal link :  99.5% do-follow dan 0.5% no-follow

Percent of Linking Domains with a Spam Score of:

1-30%

97.0%

31-60%

1.8%

61- 100%

1.2%

Saya sempat shock melihat spam score breakdown di atas. Gak habis pikir, kok bisa sih kena link spam ? Dari mana ? Bagaimana bisa ?

Nah, spam score ini nanti akan saya bahas di artikel tersendiri ya.

Oke back to artikel berbayar.

Setelah saya amati dan lihat lagi semua konten-konten berbayar yang terpasang di blog ini, ada perasaan, kok mau ya dulu pasang konten beginian.

Fee-nya gak seberapa. Udah gitu, banyak konten-konten berbayar yang sama sekali gak ada hubungan dan relasinya dengan niche dan artikel yang saya tulis di sini dan juga gak ada hubungannya dengan kategori blog ini.

Alasan kenapa saya berhenti menerima konten berbayar

Link

Dulu saya gak tahu dan gak peduli apa itu no-follow link dan do-follow link. Baru saat kerja di Upwork, semua klien yang saya handle minta, untuk setiap artikel guest post dan sponsored post mereka minta link-nya pakai do-follow.

Apa sih perbedaan do-follow dan no-follow link ?

Biar gak salah, mengutip dari dari : https://www.wordstream.com/blog/ws/2013/07/24/follow-nofollow-links

Jadi, do-follow link adalah backlink dari website atau blog lain yang menuju atau nge-link ke blog kita dan link ini di perhitungkan oleh Google. Semakin banyak link yang masuk ke blog kita, semakin Google berpikir dan menandai bahwa artikel atau page atau blog kita ini bermanfaat untuk orang banyak.

Maka naiklah ranking blog kita di SERP dan atau di halaman pencarian Google. Oleh sebab itu do-follow link lebih di cari dan di dambakan oleh orang-orang, termasuk brand dan saya.

No-follow link, biarpun sama-sama link yang masuk dan menuju ke blog kita, no -follow link gak akan di anggap dan gak akan di perhitungkan oleh Google.

No-follow link biasanya di pakai dan di gunakan untuk

  • paid links (termasuk advertorial berbayar, sponsored post, content placement, pokoknya yang pakai bayaran, tidak termasuk penonton bayaran)
  • komentar
  • forum
  • konten yang kurang trustworthy atau kurang bisa di percaya

Nah, balik lagi, karena dulu gak tau tuh kalau artikel berbayar harus pakai no-follow, yaa…semua link di blog ini, semuanya adalah link do-follow. Sampai sekarang ini juga masih di beresin sih, masih di pilah pilih link-nya. Semoga cepet selesai beresinnya.

Terkadang bahkan sering, saat blogger bekerja sama dengan brand, di brief-brief yang di kirim oleh brand, mereka minta link-nya adalah do-follow.

Di tambah catatan, mereka (brand) akan sesekali mengecek apakah link mereka masih ada atau berubah atau sudah di hapus. Dulu saya sih oke-oke saja, tapi sekarang gak ah, berhenti….stop. Gak mau lagi Mbang…brambang.

Jadinya, jumlah link yang ada di blog ini, antara do-follow dan no-follow jadi gak seimbang. Saya kurang tau sih, apa perbedaan jumlah ini berhubungan dengan spam score. Tolong, yang tahu bisa beritahu saya ya….

Artikel menarik : Teknik Pomodoro Buat Blogger

Spam score

Dalam rentang 3 tahun ini, spam score blog ini relatif lumayan tinggi. Menurut saya, mungkin karena ada keyword yang mirip-mirip dengan keyword spam (mungkin) dan juga karena dapat link spam dari komentar saya di blog lain alias saat saya blog walking.

Saya suka dan seneng blogwalking tapi sementara ini saya stop karena sehubungan dengan spam score ini.

Kok tau kalau dapat link spam dari komentar blogwalking? Iya tau karena pakai Moz Pro jadi semua yang terindikasi dan berpotensi spam kelihatan semua sumbernya dari mana saja. Dan berapa persen prosentasi spam-nya.

Salah satu cara mengurangi spam link ini, saya cek tuh komentar saya di blognya orang satu-satu, komentar saya di bagian mana.

Lalu saya kirim email ke pemilik blognya, minta tolong supaya komentar saya di hapus. Tapi yaa belum berkurang spam score -nya sampai dengan detik ini hahaha…

Jadi salah satu alasan saya gak menerima konten berbayar adalah karena salah satunya indikasi spam score yang masih agak tinggi. Biar sehat dulu deh nanti di pikirkan lagi.

Sebagai catatan, tingginya prosentase spam score ini tidak berarti bahwa blog yang memiliki prosentase spam score tinggi adalah benar-benar spammy ya. Bukan.

Persentasi spam score adalah sekedar sinyal yang mengingatkan kita untuk mengecek kualitas inbound link yang kita dapat. Jadi tidak serta merta kalau spam score blog ini 70% berarti blog ini nyepam, bukan yaa.

Ini hanya peringatan buat saya untuk selalu mengecek kualitas artikel dan konten serta kualitas inbound link yang masuk. Itu….

Salah satu cara “membuang” spam score adalah, saya mengganti theme blog yang saya pakai.

Thin article

Semua artikel berbayar yang saya terima, rata-rata jumlahnya hanya 500 kata, ga ada makna, dan cenderung tidak bermanfaat buat para pembaca blog ini.

Seringkali saya harus edit hampir 80% kata-kata dan kalimat yang kurang enak di baca dan itu bikin males. Pernah ada satu paragraf yang kalimatnya di ulang-ulang biar bisa dapat 500 kata. Gendeng gak sih?

Karena saya mau blog ini dan semua artikelnya bermanfaat buat kalian para pembaca setia, saya gak akan mau menerima konten yang gak bermanfaat.
Buat apa ya toh ?

Artikel menarik : Tips Menambah Follower Instagram

Uniknya hilang

Saya ingin blog ini unik dan tidak pasaran. Masa-masa 1-2 tahun kemarin, saya masih bingung ini blog mau di isi konten apa dan manfaatnya apa. Kategorinya apa dan niche-nya apa.

Percuma kan punya blog tapi isinya pasaran dan sama dengan jutaan blog-blog lain yang ada di jagat maya ini ?

Sekarang saya tau ini blog mau di bawa ke mana, konten-kontennya seperti apa, dan itu tidak bisa di isi oleh artikel yang tidak bermanfaat dan tidak ada korelasinya sama sekali dengan kategori blog ini.
Masa iya blog isinya sebagian besar sampah? Blog saya loh ya bukan blog kalian ^^

Gak sepadan dengan risiko

Fee dan bayaran yang saya terima dari artikel berbayar rasanya gak sebanding dengan risiko yang akan saya hadapi. Heitzzzz……

Saya mau pengunjung dan pembaca blog ini tersegmentasi. Dalam arti, karena saya akhir-akhir ini seringnya nulis konten tentang freelancer,  ya inginnya, mereka yang datang dan baca blog ini pasti lah orang yang ingin jadi freelancer, tertarik jadi freelancer, mau tahu caranya jadi freelancer. Pokoknya yang berhubungan dengan freelancer dan artikel yang saya tulis.

Lalu, kalau tiba-tiba muncul konten tentang power plan atau koyo panas? Yaa…mereka pasti berpikir, ih aneh, mau tahu gimana cara jadi freelancer kok malah di suguhi koyo panas…
Aneh kan Mbang…?

Saya sayang loh dengan kalian wahai para pengunjng dan pembaca setiaku, maka dari itu, saya akan meminimalkan gangguan-gangguan yang bisa membuat kalian tidak nyaman saat berkunjung ke sini.

Saya mau kalian kalau berkunjung ke sini akan bisa dengan tenang dan damai membaca artikel yang saya buat, yang semoga berguna buat kalian.

Kalau kalian mau bertanya, monggo bisa lewat kolom komentar atau email. Tapi ingat, kalau berkomentar dikolom komen, jangan pakai link hidup ya, awazzz…

Artikel menarik : 15 Cara Meningkatkan Traffic Blog

Migrasi

Saya terpikir untuk migrasi dari Blogger ke WordPress. Juga ada beberapa impian yang ingin saya capai tahun ini dan itu tidak bisa menggunakan platform Blogspot.

So, sharing yuk, apakah kalian masih menerima artikel berbayar tahun ini?

29 Comments

  1. salam kenal mbak….
    saya tertarik sama artikel tentang spam score, karena setelah saya cek pake moz pro ternyata blog saya lumayan tinggi. saya sudah coba salah satu cara nya dengan disavow link backlink yg terindikasi spam. yang jadi pertanyaan saya adalah berapa lama ya proses pemulihan spam score tersebut?

    1. saya dulu spam score sampai 72% lalu ganti template (theme) mas. kalau disavow link belum pernah jadi enggak bisa kasih feedback.

  2. aku nggak pernah konten berbayar mbak, secara blogku blog resep masakan. bisa nggak yaa kalau blog masakan ditulis macam2 cerita gitu, aku lagi malaas masak soalnya, gara2 body makin melarrrr.

    1. Halo mbak Nia, blog masakan bisa kok menerima konten berbayar atau sponsor, tentunya dari brand-band yg related di industri makanan & masak memasak. Kalau mau ditulis cerita, buat aja new section semacam “behind the scene” bagusnya juga ada konten video pendeknya. Biar pengunjung lebih betah berlama-lama di blog.

  3. Wah, gokil sih mbak. Selama setahun ini saya memang masih menerima konten berbayar, tapi ya, uniknya jadi hilang. Padahal segmentasi kontennya bukan yang diminta klien 🙁 Sempat terpikir juga mau migrasi ke WordPress, di sana banyak banget template yang custom dan pas buat portofolio foto. Kapan-kapan, boleh dong mbak pos tips supaya yakin migrasi ke WordPress dari Blogger. Masih galau nih mbak hehe.

  4. Hai, Mba
    Salam kenal ya
    Aku tertarik sama spam score
    Boleh tahu apakah penyebab spam score blog itu tinggi dan bagaimana cara mengatasinya?
    Kebetulan aku lagi ikut WAG BW jadi rada syok juga dapat informasi seperti ini, bahwa BW ke blog yang spam score tinggi bisa membuat kita terkontaminasi

    Terima kasih atas pencerahannya ya, mba

    1. boleh blogwalking mbak tapi lihat dulu blog tersebut spam score-nya tinggi atau rendah. kalau spam score-nya tinggi, kita bisa ketularan ^^

  5. aku padahal akhir tahun kemarin bertekad buat nggak nerima artikel berbayar. tapi nyatanya pas ditawarin tetap terima. masih silau sama duit yang nggak seberapa. heuheu. tapi kadang pilih-pilih juga sih kalau dirasa nggak cocok sama prinsip ditolak

  6. Konten saya banyak yg berbayar tp saya tindis dengan artikel organik 1:3. Di satu blog organik saya sematkan link masuk ke blog saya itu lebih banyak dr link keluar kira2 4-5 ??? ini bisa mempengaruhi spam score ga si? Ya pokoknya saya ga boleh kalah sama yg ngasih job ?? dan Alhamdulillah ga pernah kehabisan ide ?❤

    1. wah boleh juga tipsnya mbak Amanda nih, harus ada perbandingan konten yang berbayar dan organik ya

    1. hHalo mbak Febri, iya mbak harusnya kalau terima sponsored post memang harus sesuai konten atau niche blog. Semoga dapat job banyak ya 🙂

  7. Setelah 3 tahun baru dapet real feel blogging-nya ya mbak. Saya pun begitu, tapi belum bisa berhenti nerima blogpostnya berbayar karena alasan ekonomi. Yang penting isinya bermanfaat buat saya sendiri ?.

    1. hehe iya mbak Nurul, 3 tahun baru ngeh punya misi tertentu. gapapa mbak kan tiap orang punya alasan masing2 ya 🙂 apalagi kalau memang pendapatan utama dari blog mbak Nurul adalah konten berbayar.

  8. walopun aku bukan freelancer, tp seneng baca blogmu loh mba. bahasanya enak, ngalir, jd bacanya juga betah :).

    blogku sampe skr jg blm terima konten berbayar. pernah sekali doang, dan setelah itu aku ga mau lagi :). biar gmn menulis sendiri , based on pengalaman sendiri, jauh lbh memuaskan buatku. toh aku msh blm yakin pendapatan dr blog bisa menyamai gaji dr kantor :D.

    1. iya mbak, enak nulis artikel sendiri karena kita yang tau isi blog kita sendiri. percuma juga kalo fee-nya recehan 🙂

  9. Sudah hampir satu semester nggak terima konten berbayar yang sudah jadi. Tapi kadang-kadang masih ada aja agensi yang maksa ingin kontennya dimuatin sama saya.
    Akhirnya, saya ajukan syarat, boleh sodorkan draft naskah yang udah siap tayang, tapi harus ijinkan saya ngedit dengan bahasa saya sendiri. Dan, tarif pemuatannya sama dengan tarif kalau saya nulis sendiri. Gara-gara saya pasang syarat beginian, calon kliennya jadi pada jiper, hahahha.. Blog saya kan bukan blog sampah, samalah kayak prinsipnya Mbak Indri.

    1. Bener Mbak Vicky, fee-nya gak seberapa tapi blog kita jadi amburadul. Memang harus pegang prinsip meskipun jadi gak terkenal di dunia agensi haha

    2. Aku masih nerima post berbayar mba, tapi yang sesuai dengan niche blog aku.. Dan memang lebih enak yang nulis sendiri daripada content placement.. Udah lama pun aku gak ada CP, udah setengah tahun kayaknya.. 🙂 Yang penting fun dan dibawa happy ya mba ngeblog-nya.. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *