Indahnya Pantai Bandengan Jepara
Posting yang sangat sangat sangat telat atau bahasa kekinian nya “late posting “. Mungkin
sudah 4 tahun yang lalu pikinik nya tapi baru di posting sekarang. Saat itu saya masih bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang export furniture dan salah satu supplier kami di Jepara punya gawe menikahkan putranya.
Seperti biasa, kami yang para perempuan lah dan emak-emak yang mulai mengatur ini itu termasuk soal jemputan dan siapa naik mobil mana. Karena pas hari libur [minggu] maka saya mengajak anak saya Mikhael sekalian jalan-jalan. Hanya saya yang mengajak anak, teman-teman saya yang lain kagak…terlalu…hehe,,,,,
Baca juga : 1 Juta Rupiah Per Bulan Demi Liburan Impian
Kami di jemput “Mas Kliwon” salah seorang driver kantor. Setelah menjemput 2 teman, kemudian cuzz menuju Jepara. Seperti biasa, bahkan saat weekend dan liburan, si boss bawel banget, nelpon ini itu bla,,bla,,, si tamu ini namanya siapa, harus jemput dimana, OMG bosss. Memang ada visitor mau ke kantor tapi minta di jemput di hotel. Dan seperti biasa, si boss tremor nya kumat.
Saya tidak tahu kalau ternyata saya kena maag, karena memang sebelumnya tidak pernah, saya pikir mual dan pusing karena perjalanan jauh saja, sampai2 kita berhenti cuma untuk beli minyak kayu putih, thanks to Kliwon.
Sesampainya di tempat tujuan bapak supplier, saya langsung minta kopi panas, tentu saja minta tolong Kliwon. Ya ampun, sudah lama banget nggak kondangan model di desa seperti ini. Dulu saat saya kecil saya tinggal di Jepara, jadi lumayan tahu lah snack-snack kondangan ala ndeso seperti bolu ndeso, rengginang, rempeyek
kacang, pisang, larut, wajik, keripik, teh botol dll.
Beberapa ikut terdokumentasi tapi tidak banyak. Kalau kondangan di desa itu modelnya meja-meja di tata dengan beberapa kursi dan di meja itu sudah full lengkap snack nya, yang pokok nya semua snack idaman saya.
Baca juga : Wisata Alam Sekatul, Kendal
Setelah tamunya pada duduk dan di suguhi minum + makan sncak, sebentar kemudian baru di
mulai prasmanan. Model baru kalau prasmanan, dulu biasanya piring terbang jadi kita tinggal duduk dan di layani beberapa “sinom” biasanya pemuda pemudi yang di tugaskan untuk mengantarkan makanan ke para tamu.
Setelah prosesi selesai, seperti yang di rencanakan karena hari masih siang, kami lalu cuzz ke Pantai Bandengan. Buat saya, ini yang pertama kali, karena selama saya di Jepara dulu tidak pernah jalan-jalan ke sini.
Buat anak saya dan kami semua, ini refreshing yang menyenangkan. Bisa bermain air, foto-foto cantik, naik ‘pisang’ dan kejar-kejaran, seru pokoknya.
Walaupun beberapa sudah berkeluarga tapi kalau yang namanya di pantai semua orang berubah jadi anak
kecil lagi, ya iyalah sehari-hari berkutat dengan pekerjaan yang cukup stressing.
Baca juga : Tugu Soekarno, Palangkaraya
Kami pulang saat hari mulai gelap, sampai di tengah jalan, belum masuk Welahan, kami mampir makan baso + mie ayam. Lapar banget karena tenaga terkuras di pantai tadi. Kalo gak salah sih saya sampai di rumah sekitar jam 8-an malam.
Buat teman-teman di WDX dan Pak Maryono, saya pinjam poto-poto kalian ya…semoga tidak keberatan dan tidak ada royalti nya hehehe.
dokpri |
dokpri |
Yuk, yang belum pernah ke Pantai Bandengan, mari kemari. Gak bakalan rugi untuk menikmati semilir angin dan pasir pantai yang menggelitiki telapak kaki kita. Mau menguji adrenalin dengan banana boat juga bisa loh.
Apakah ada yang suka juga dengan wisata pantai ? Yuk share di komen.