Tahun Baru, Ujian Baru :: Hipertiroid

cerita mengenai penyakit hipertiroid
ilustrasi hipertiroid

Agak panjang ini tulisan nya, harap bersabar ya membacanya, siapa tahu juga berguna buat kita semua…

Pernah nggak sih, melalui sesuatu yang benar-benar baru, menerima walaupun kita tidak mau, tapi kita tidak bisa apa2 selain hanya menerima ?? Curious,,, hehe

Tahun baru ini benar2 amazing khususnya buat saya, di mulai dengan jadual menstruasi yang maju dari tanggal biasanya dan di sertai dengan demam, sakit di otot mata kanan, badan serasa tulang lepas semua,,,

Baca juga : Hipertiroid, Penyakit Apa Sih ?

Pikir saya sih biasa, hampir tiap bulan jugamriang kalo pas lagi dapet, tapi yang tidak biasa, leher di bagian depan saya benjol. Pertamanya saya pikir, mungkin karena saat itu saya agak sembelit, jadi mungkin terlalu semangat pas BAB alias mengejan. Saya juga kesulitan untuk menelan, sakit banget saat harus menelan makanan, jadi demi tidak sakit menelan jadilah saya kurang napsu makan.

Saat itu, waktu masih demam, saya belum ke dokter, hanya minum Panadol dan keesokan harinya sudah adem bahkan saya sudah bisa mengantar Meel sekolah yang nota bene 14 km jauhnya pp.

Ada sekitar 5 hari baru saya sadar, benjolan di leher tidak kempes ataupun mengecil, tapi malah membesar, dan karena takut, akhirnya saya periksa ke dokter faskes I saya di Kimia Farma Rajawali.

Setelah lama antre, tiba nama saya di panggil, kemudian di tanya atau lebih tepatnya saya yang nyerocos curhat bagaimana kejadiannya sebelum ada benjolan, lalu dokternya tanya apakah sering capek atau lelah ? (sering sangat) apakah jantung sering berdebar ? (yep)

Memang saya rasakan detak jantung saya tidak beraturan dan berdetak kencang, belum pernah sebelumnya seperti ini.

Kemudian tekanan darah saya di ukur. Tahu kah anda berapa tekanan darah saya saat itu ? 160,,,160 ya ya itu benar, padahal sebelum ini gak pernah seumur umur tekanan darah ada di atas batas 100.

Woww, ini membuat saya shock, berarti saya hipertensi dong alias darah tinggi.
Menurut dokter, dari gejala nya sih ada kemungkinan kena di tiroid, tapi untuk menegakkan diagnosa, saya harus cek darah di lab untuk mengetahui tingkat FSH, TS3 dan TS 4. Di berikan deh saya surat rujukan tes darah di Medika Lab, Tambun Bungai. Saya pikir gratis karena kan saya pakai BPJS, ternyata tidak saudara, saya harus bayar Rp. 555.000 untuk tes lab nya.
Baca juga : Melilea Soya Bean

Singkat cerita, hasil dari lab pun keluar dan saya antre lagi di Kimia Farma. Waktu melihat hasil lab nya si dokter kaget banget, aduh saya jadi deg degan, ada apa begitu…

Menurut dokter, hasil lab saya itu jauh banget di atas ambang batas normal, ada kalau 30-40 kali lebih besar di batas normal. Jadi benar lah kalau saya kena hipertiroid. Padahal waktu saya baca2 di internet, hipertiroid bisa terjadi karena genetik atau keturunan. Tapi mak/ibu aku sampai sekarang umur 55 thn tidak pernah kena hipertiroid.

Kalau kekurangan yodium bisajadi sih tapi bagaimana juga dengan hipertensi nya? Bingung kan…

Kemudian dari Faskes I kemudian saya di rujuk ke RS Doris, kata dokternya sih ada yang lebih ahli di sana walaupun tidak ada spesialis endokrin seperti di Jawa punya.

Saya kemudian di rujuk ke Poli dalam = poli bagian penyakit dalam.
Karena sudah pengalaman kapan hari antre banget kalo daftar jam 9 pagi, jadilah saya mulai antre jam 6 pagi setelah nganter anak saya sekolah. Sarapan juga saya di sana,, karena saya harus makan lebih banyak berhubung metabolisme tubuh sangat cepat tak terkendali akibat tiroid ini. Jadi walaupun saya makan banyak, baru sekarang saya tahu mengapa berat badan saya tidak pernah naik, stag di 42 kg, kurus euiii,,

Saat saya flashback lagi ke belakang, 12 tahun yang lalu setelah melahirkan, kolesterol saya pernah sangat tinggi, gejalanya kepala sangat pusing dan leher kaku. Saat itu belum tahu juga kalau kena kolesterol tinggi, tahunya waktu berobat ke dokter Purwadi di Jl. Mataram, di periksa dan di tusuk jarum bentar, kemudian di beri obat, sembuh..

Padahal sehabis melahirkan lauk saya makan cuma tahu tempe gak pakai daging, tapi kok ya kena kolesterol, mungkin stress kali ya..

Baca juga : Penyakit Jantung dan Penyebabnya

Nah, 2 tahun sebelum ini saya kena maag, kalau ini bisa di pastikan karena stress di kantor dan di rumah juga. Awalnya juga saya tidak tahu kalau kena maag, sarapan tidak teratur, ngopi sering banget. Biasanya setiap pagi setelah sampai di kantor, serangan sakit kepala di mulai, mual sampai gak bisa kerja. Pening banget di kepala. Akhirnya periksa di dokter Purwadi lagi, di periksa di tusuk jarum bentar di beri obat, mulai enakan badan ini.

Lha kok ternyata saya penyakitan ya hahaha, saya mohon pada Tuhan semoga sakit tiroid ini yang terakhir, jangan ada penyakit lagi. Beneran, badan rasa sakit semua, jantung detaknya gak beraturan, emosi labil, cepet capek, ampun deh.

Di beri obat dari RS Doris untuk di minum selama 1 bulan, setelah itu harus kontrol lagi mungkin untuk mengetahui kondisi setelah pengobatan ya.

Saran saya untuk teman2 dan para mommy, jauhi stress deh, kalau ada pikiran mengganjal tentang sesuatu, udah di omongin saja dengan ybs, misal keluarga atau teman kantor. Perbanyak makan sayur dan buah (klise ya, tapi ini sangat penting lho) saat saya baca di internet, sayur dan buah bisa menetralkan tubuh kita yang terlalu asam .
Perbanyak ‘me time’ misalnya : dengerin music favorit, ada saat untuk perawatan tubuh, belanja, tidur, silahkan di nikmati. Jangan terlalu banyak begadang ya, ini pengalaman saya sendiri. Beberapa hari begadang karena memang ada kerjaan, tubuh gak kuat,  terus ambruk deh.

Perbanyak juga berdoa supaya hati bisa tenang, jantung juga tenang.

Sehat itu mahal, tapi sakit itu lebih mahal lagi, take care,,,,

Semoga bermanfaat ya…terima kasih and feel free if you want to share ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *