Merancang Menu Masakan Untuk Keluarga

Sering banget saya bingung mau masak menu masakan hari ini. Kalau suami dan anak sih memang tidak pernah request harus masak ini atau harus masak itu. Terserah saya pokoknya.

Bingung bukan karena tidak ada bahan yang di masak tapi lebih kepada variasi menu masakan sih ya.

Dulu saat masih tinggal di Jawa saya sering banget beli tabloid khusus memasak buat di baca-baca gitu. Emang gak di praktekkan ? Iyaa lebih sering enggaknya sih hahahah…banyak di baca tapi jarang praktek. Tapi berasa ayem kalau punya resep-resep dari tabloid gitu.

Saat masih bekerja dulu, repot sangat terasa karena selain harus menyiapkan masakan, terutama juga menyiapkan bekal sekolah untuk anak. Dari playgroup sampai TK besar memang di haruskan membawa bekal sendiri dan tidak boleh membawa uang jajan alias tidak boleh jajan. Emaknya yang jumpalitan pada akhirnya. Gapapa sih asalkan anak tetep sehat aja.

Kalau sekarang sih tidak terlalu repot karena saya punya lebih banyak waktu di rumah. Bisa searching dan download resep yang entah kapan di praktekkan dan juga menyusun menu (mencoba menyusun) menu masakan untuk sebulan. Biar gak bingung terus.

Black Frying Pan With Spaghetti Sauce Near Brown Wooden Ladle and Ripe Tomatoes

Di kota Palangkaraya ini harga sayuran lebih mahal beberapa kali lipat dari di Jawa. Mungkin karena kena biaya transportasi yang mahal ya. Kan harus naik kapal dulu tuh dari Jawa kesini.

Pun tidak semua sayur mayur yang mudah saya temukan di mbok blanjan di Jawa ada di sini. Beberapa sayur yang susah di dapat di Palangkaraya ini adalah kembang kol, pokchoy dan sawi asin.

Memang sih, tidak terlalu repot dan menghabiskan waktu memasak karena saya hanya memasak sekali sehari untuk keluarga yang hanya 3 orang. Saya, suami dan anak. Kalau masakan habis sebelum sore ya paling goreng telur dadar atau beli apalah.

Nah, untuk mengurangi rasa susah dan bingung saat harus memilih untuk masak apa, saya mencoba membuat tabel rancang menu seminggu seperti di bawah ini :

menu masak hari ini
rancang menu seminggu

Jadi, untuk rancang menu ini, lauknya terdiri dari pilihan ayam, daging, ikan, telur, tahu tempe. Sementara sayurnya ada pilihan sup, tumis atau kuah santan. Udah deh, tinggal di cocok-cocokin aja antara lauk dan sayurnya hehehe.

Omong-omong tentang ikan nih, di kota Palangkaraya sini tidak ada ikan mujahir, ikan belanak atau ikan bandeng ya teman-teman. Adanya ikan-ikanan sungai macam ikan lais, ikan haruan, ikan saluang, ikan patin begitu. Tapi kalau soal rasa…..beuhhhhh ikannya lebih sedep kalo menurut saya hehehe.

tips rancang menu
iwak wadi khas kalimantan, dokumen pribadi

Nah kan, kalau sudah ada rancangan menu masakan seperti di atas, dalam satu minggu saya aman dari rasa bingung harus memasak apa hehehe. 

Ohya, saya sudah pernah bercerita di artikel sebelumnya kalau masakan yang sudah saya buat dengan susah payah akhirnya harus saya buang. Hahhh?? Kenapa ? Silahkan intip di sini ya : 5 Ide Wirausaha Buat Si Hobi Masak. 

Memasak itu bagi saya bagaikan sebuah seni. Seni memotong, mencampur, terutama seni dalam hal meramu rasa. Masakan yang paling enak menurut saya adalah masakan ibu mertua saya. Entah itu sayur asem, sayur lodeh, cap cay, pasti selalu enak. Mungkin karena bumbunya pas ya..

Dalam memasak, saya tidak anti vetsin sih, tetap pakai,  hanya saja tidak menggunakan terlalu banyak, secukupnya. Selain vetsin, saya juga menggunakan royco untuk menambah citarasa masakan. Makin sedep, gurih dan pas nikmatnya.

Dan memasak itu merupakan satu keharusan dan kewajiban hehe….

Mengapa saya bilang keharusan ? Karena 3 hal ini nih.

Kesehatan

Nomor 1 ini sudah pasti harus, karena kita tidak pernah tahu saat kita membeli masakan di luar rumah, apakah mereka menggunakan bahan-bahan yang segar ? mempunyai kualitas baik ? di cuci atau tidak ? terlalu banyak garam ? 

Kalau memasak sendiri, pasti kita akan menggunakan bahan-bahan yang baik dan segar, demi keluarga tercinta kan ya. Sayuran pasti saya cuci bersih, kalau perlu saya rendam dengan air garam supaya larva-larva dan ulat mati semua.

 Hemat

Salah satu tetangga saat saya masih tinggal di kota Semarang, sebut saja pak A dan bu A. Mereka berdua dulunya sama-sama bekerja di kantor yang sama. Tapi karena bu A hamil anak kedua, kemudian beliau resign. Sebagai tetangga kami berpikir mereka baik-baik saja. Sudah jamak dan umum seorang calon ibu resign dari pekerjaan demi buah hatinya.

Baru tau kemudian hari bahwa mereka memiliki hutang menggunung. Bahkan untuk membayar uang pangkal sekolah anaknya saat masuk SMP pun harus pinjam sana-sini. Setelah beberapa lama, barulah tersibak tirai misteri dan ketahuan bahwa ternyata bu A ini tidak mau memasak. Bukan tidak bisa ya tapi tidak mau. Sedari beliau resign hingga sekarang ini.

Bayangkan deh, berapa duit yang harus di keluarkan sehari untuk membeli sarapan, masakan untuk makan siang dan masakan untuk makan malam, belum cemilan dan kudapan. Untuk 4 orang, bisa 150 ribu per hari hanya untuk beli masakan matang di luar.

Kalau 150 ribu buat beli bahan masakan dan di masak sendiri ? Bisa buat 3 hari makan kenyang sekeluarga kalau saya hehehe. Lebih hemat pastinya.

Kebanggaan

Saya senang dan bangga kalau suami, anak atau ayah mertua bilang masakan saya enak hahahaiiiiii….kepala saya langsung membesar 3 kali lipat. Jantung memompa darah dengan lebih cepat, lebaayyyy….

Seneng banget kalau mereka nambah nasi lagi dan makan dengan lahap. Benar-benar merasa sangat di hargai, dan bangga. 

Sekarang, sepertinya kadar bingung mau masak apa sudah berkurang banyak deh, karena sudah tau bagaimana cara menyusun menu masakan untuk keluarga.

Kalau teman-teman bagaimana ? Sering bingung juga gak saat harus memasak ? Share yuks 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *