Sebelum Publish Artikel, Cek 7 Hal Ini Dulu

Halo teman-teman….masih setia ngeblog ? Atau agak-agak males ? Jangan ya, ngeblog itu harus konsisten dan juga sabar. Sabar saat belum ada yang berkunjung alias komen, sabar saat pageview masih sedikit….#curhat

Kali ini saya mau berbagi tips blogging yang semoga bermanfaat ya 😊

Woman Working in Home Office

Artikel menarik : 7 Alasan Mengganti Template Blog

Saya jarang bisa menulis artikel yang sekali ketik bisa langsung jadi. Seringnya sih, nunggu mood datang dan nunggu deadline serta nunggu hari Senin haha..bercanda.

Tapi beneran kok, seringnya saya nge-draft judul-judul tok begitu ada ide menarik. Artikelnya ? Yaa…nunggu jadual tayang selanjutnya. Inginnya saya sih seminggu bisa publish artikel minimal 3 kali. Meskipun keinginan tinggal keinginan.

Di blog ini kalau saya lihat, lebih banyak draft (cuma judul doang) daripada draft artikel yang setengah jadi ataupun sudah jadi.

Buat saya, meskipun judul doang tapi membantu banget loh untuk memulai “menulis”.

Artikel menarik : 12 Tips Menulis Konten untuk Blogger Pemula

Tidak baku sih ya, tapi ada baiknya, setelah menulis artikel selesai, jangan langsung di published sebelum menyesal. Menyesal ? Kok bisa…?

Saya dulu sering banget kerja kilat kayak begitu. Begitu selesai nulis artikel langsung tottt…publish.

website wordpress

Baru kemudian setelah tayang, baru kelihatan banyak kekurangannya seperti : tidak ada link artikel terkait, gambar pendukung kurang bagus, salah eja dan masih banyak lagi. Malah boros waktu kan karena harus dua-tiga kali kerja pada akhirnya.

Untuk menghindari kecerobohan yang sering saya lakukan, selalu sebelum publish artikel, saya melakukan hal-hal di bawah ini terlebih dulu.

Kamu juga boleh contek.

Sebelum publish artikel, cek 7 hal ini

Baca, baca, baca

Setelah selesai menulis artikel, baca sekali lagi, baca dua kali lagi, baca tiga kali lagi apabila perlu. Mengapa ? Ya karena kita menulis supaya orang lain membaca dan mengerti (mudeng) tentang apa yang kita tulis.

Bagaimana kita mau membantu orang lain kalau orang lain saja tidak mengerti kita nulis apa.

Posisikan diri kita sebagai pembaca. Terkadang, tidak semua pembaca mengerti kosakata atau pilihan kata yang kita gunakan karena terlalu “aneh” atau terlalu “English”.  Mending pakai kata-kata atau kalimat sederhana tapi mudah di mengerti.

Contoh di sini adalah kata publish atau kalau di terjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi tayang. Tapi apa daya saya lebih suka pakai kata publish dan toh teman-teman juga sudah pada tau artinya kan ya?
So, baca lagi draft artikel sebelum meng-klik tombol publish.

Artikel menarik : 15 Cara Meningkatkan Traffic Blog

Cek ejaan dan tanda baca

Meskipun menulis di blog sendiri bisa suka-suka karena kita yang punya, tapi jangan abaikan tanda baca dan ejaan. Saya pribadi tidak suka dengan blog yang artikelnya menggunakan kata-kata atau kalimat yang terlalu alay, singkatan-singkatan atau typo.

Penting juga untuk mengecek di GA (google analytic), tentang rentang umur pembaca blog kita.

Di blog ini, prosentase terbesar pembaca blog ini berumur antara 24 – 35 tahun.  Rasa-rasanya masih sesuai lah ya dengan penulis blog ini danjuga artikel-artikelnya.
Jadi saya nyaman saja menggunakan bahasa yang saya pakai sekarang ini, tidak terlalu kaku dan tidak terlalu baku juga tidak terlalu alay.

Silahkan cek dulu GA masing-masing ya, sudah sesuai belum antara bahasa penulisan dengan usia para pembaca blog kita.

Siapkan gambar pendukung

Artikel tanpa gambar pendukung itu ibarat sayur asam tanpa garam. Anyep kalo orang Jawa bilang.

Enaknya, kalau sayur asam itu pedes, asam dan manisnya seimbang….ngelantur.

Jadi begini, rata-rata kita (termasuk saya) ini adalah makhluk visual. Melihat sepatu atau baju di toko online saja udah kepengen beli.

Padahal belum tentu produk yang di pajang di website sama dengan produk yang kita terima.

Sama juga dengan artikel. Satu atau dua gambar pendukung akan menarik perhatian para calon pembaca untuk nge-klik dan membaca artikel kita.

Sharing artikel juga akan lebih menarik kalau ada gambarnya, bukan kata-kata doang.

Saya biasanya berburu gambar gratis (free resource images) di Pexels,  Pixabay, Unsplash, Kaboompics, atau kalau ada ya foto pribadi.

Kemudian edit menggunakan aplikasi Canva, jadinya seperti 2 gambar di atas itu. Gampang…gak usah ribet pakai Corel atau Photoshop.

Optimasi SEO + optimasi gambar

Pernah mengecek gak berapa kecepatan loading website atau blog kamu ? Bisa di cek di sini : www.webpagetest.org atau bisa via https://developers.google.com/speed/pagespeed/insights/

Ada baiknya sebelum insert image atau menyelipkan gambar pendukung atau foto di artikel blog, kita optimasi dulu supaya file-nya tidak terlalu besar.

Kalau file gambar terlalu besar, akibatnya loading blog kita akan lama. Bisa di bayangkan kalau blog kita loadingnya lama ? Itu berimbas ke paket data internet bagi para pembaca loh…Loading blog masih lama, calon pengunjung gak jadi berkunjung. Rugi….
Sudah pasti mereka pada males buka blog kita kalau loadingnya lama, boros bokkk…..

Untuk optimasi foto atau gambar, bisa gunakan : jpeg-optimizer.com . Ukuran file foto/gambar bisa berkurang 70%-90% tapi tidak pecah. Sip kan ??

Kalau kamu menggunakan aplikasi Canva yang berbayar, juga ada image optimizer-nya jadi, bisa langsung resize file.

Penting juga untuk mengoptimasi keyword atau kata kunci yang di gunakan di dalam artikel. Pilih long tail keyword agar lebih SEO friendly.

Bagaimana cara menemukan dan mengecek kata kunci? Bisa pakai Ubersugest milik bang Neil Patel. Bisa di pakai untuk keyword bahasa Indonesia juga.

Kamu bisa mengecek kompetitor yang sudah menggunakan keyword atau kata kunci tersebut dan peluang prosentase mudah/tidaknya rangking artikel menggunakan kata kunci tersebut.

Artikel menarik : Tips Memilih Platform Blog

Internal Links

Saat kamu menyiapkan sebuah artikel, persiapkan juga related post atau artikel-artikel yang terkait dengan artikel baru tersebut. Buat beberapa link yang menuju ke beberapa artikel yang sudah pernah kamu buat.

Bagus juga kalau kamu ada link keluar menuju ke authoritative website macam Wikipedia dan sejenisnya.

Akan lebih baik menurut SEO kalau kita menyelipkan artikel-artikel tersebut secara natural di artikel blog. Contoh salah satu artikel yang berkaitan dengan artikel ini adalah tips blogging yang satu ini.

Broken link

Sebulan sekali saya mengecek broken link blog ini dan biasanya nemu banyak sekali broken link.

Harapannya sih gak ada broken link tapi kok ya tetep ada ya…

Mengapa bisa terjadi broken link ? Kemungkinan ini penyebabnya :

[1] Landing page atau halaman yang di tuju oleh link sudah tidak tersedia/tidak ada lagi.
[2] Tautan permanen salah satu artikel yang kita edit/ganti tapi ternyata di artikel terkait masih menggunakan link yang lama.

Untuk mengecek broken link, kamu bisa menggunakan : https://www.brokenlinkcheck.com

Sebisa mungkin, ganti link-link yang sudah mati dengan link hidup atau gunakan Page 404.

Google tidak akan suka kalau banyak broken link di blog kita. Salah satu artinya, kemungkinan blog kita gak keurus. Imbasnya bisa ke DA yang menurun, visitor blog yang menurun dll.

Cek label, tag, deskripsi

Kalau kamu menggunakan WordPress, akan sangat mudah menambahkan kategori, tag dan label. Mengapa harus di tentukan seperti itu? Supaya memudahkan navigasi para pengunjung yang masuk ke blog kita.

Semakin mudah navigasi blog, tentunya akan menyenangkan pengunjung juga. Google juga suka sekali dengan navigasi blog yang ber-hirarki dan tidak rumit.

Nah, agar tertib dan tidak dua kali kerja, cek dulu deh draft artikelnya sebelum di publish.

Jangan tergesa-gesa kecuali sudah ada deadline sponsor hehehe…

Nantikan tips-tips lainnya dari saya.

21 Comments

  1. Makin kesini saya juga sudah lakukan hal2 ini Mbak, kecuali yg optimasi SEO itu masih PR banget, yg gambarnya juga masih sering asal insert aja, paling yg diutamakan sizenya gak gede biar gak berat juga loadnya.
    Broken link juga itu bener harus dicek, jangan kelamaan karena bakalan numpuk dan jadi kerjaan tambahan lagi deh jadinya.

  2. Beberapa hari ini saya nulis pakai Google Doc. Bukan aplikasi, tapi lewat Chrome di PC.

    Lumayan membantu lho buat ngecek typo. Soalnya dia langsung ngasih underline warna merah untuk kata-kata yang nggak sesuai sama kaidah penulisan baku.

    Jadi, all that left is checking the structures.

    ?

  3. Cek url juga, Mbak. Kalo judulnya kepanjangan terus kepotong aku ambil intinya aja sekalian keyword nya.

  4. Aaah terima kasih remindernya mbak..saya juga beberapa kali masih sering langsung publish setelah selesai nulis..Padahal memang baiknya dikoreksi lagi dan lagi supaya hasilnya lebih baik..terutama urusan ejaan, tanda baca sama label..huhu..

      1. Untuk poin ke 7, terkait tag dan deskripsi Aorlin masih suka bingung kak, bingung di pemilihan kata dan keyword, terutama deakripai tuh, apa gakpapa kalo kita tambahkan judul postnya?

        Terimakasih…

        1. Kalau Aorlin pakai wordpress, mudah banget kok untuk menambahkan tag, label dan kategori. Plus snipet. Pemilihan kata dan keyword harus sesuai dengan tema dan topik artikel ^^

  5. Wah..noted! Penting banget nich mbak Indri, saya sering juga edit link, bahaya juga yaa jadi broken link :'(

    1. bener mba Dira, kemarin aku nemu broken link banyak banget, ampun deh. salah aku sendiri juga sih hehe

  6. tips2nya sangat bermanfaat mbaa terutama bagian optimasi foto..abis di "colek" sama empunya hostingan gara2 fotoku kegedean filenya..hehhetfs ya mba

    1. wahh berarti artikelnya sudah banyak yang terbit nih mb Sinta ^^. iya sih mb, repot juga kalau cpanel (bener ya) cepet penuh. terimakasih sudah berkunjung ^^

  7. Terkadang aku juga lupa habis nulis langsung publish, setelah dicek ternyata banyak yang harus diedit :(Terimakasih sudah berbagi ilmu yang sangat bermanfaat ini 🙂

    1. saya juga masih sering khilaf mba hehe makanya di tulis deh biar bisa selalu di lihat lagi. semoga bermanfaat ya mb ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *