Update per 30 Mei 2020

Halo semua…piye kabarmu? Melestarikan bahasa Jawa sedikit gapapa ya…

Semoga kabarnya baik dan sehat selalu ya…

Semoga kita semua bisa segera menaklukan Covid-19 dan kita menjadi lebih kuat daripada sebelumnya, amin.

Kali ini saya mau berbagi tips dan cara menjadi freelancer, utamanya buat para pemula yang ingin terjun ke dunia freelance.

Sebelum ini, banyak artikel yang sudah saya tulis tentang freelancer, ada kategorinya sendiri juga, kamu bisa lihat dan baca semua artikel yang berkaitan dengan freelancer di arsip ini : Upwork

Dulu tuh, sama sekali gak pernah kepikiran untuk bekerja online dari rumah sebagai freelancer seperti sekarang ini.

Sama sekali enggak kepikiran. Terbayang apalagi terlintas di pikiran, sama sekali gak pernah. Tapi apa daya, emak-emak kayak saya yang tiap harinya nongkrong di rumah saja ini lebih butuh banyak duit daripada drama korea.

Mungkin ini jalan dari Tuhan buat saya menghasilkan duit. Mending menghasilkan duit lah daripada gibah (ehhh)…

Mengapa memilih menjadi freelancer?

Menjadi freelancer atau pekerja paruh waktu adalah pilihan. Banyak juga kok yang lebih memilih untuk lebih menekuni jenjang karir di dunia berdasi alias bekerja kantoran. Tidak ada yang salah karena masing-masing orang mempunyai preferensi sendiri.

Semua konsekuensi dan resiko kembali ke pilihan masing-masing. Tidak ada pilihan yang terbaik dan tidak ada juga pilihan yang buruk.

Buat saya pribadi, mengapa memilih menjadi freelancer, karena sebagai ibu rumah tangga yang sudah memiliki anak, semua job dan project yang saya terima bisa di kerjakan dari rumah.

Mungkin bagi kalian yang belum terbiasa #workfromhome atau remote job akan berpikir halah mana mungkin to, mosok kerja kok dari rumah. Kerja apa main-main..?

Ya wajar sih ya orang berpikir demikian karena biasanya orang berangkat kerja itu ya pergi ngantor. Dulu di tahun 2005 saat saya kerja freelance di perusahaan furniture, ibu saya juga gak paham betapapun saya memberitahu beliau bagaimana saya bekerja.

Tapi setelah negara api menyerang menggunakan senjata biologis Covid-19, hal yang bagi sebagian orang mustahil dan tidak masuk akal tersebut, menjadi nyata & masuk akal bagi manusia se-Indonesia dengan mulus tanpa hambatan.

Nah, sekarang kalaupun ada orang tanya, ehh mbak apa sih benere kerjomu kui? Saya bisa jawab dengan enteng “work from home” dek, dia pasti sudah tahu hahaha….

Ibu saya pun semakin paham, apa itu kerja remote atau kerja dari rumah.

Nah, sekarang ini pada bisa ngerasain kerja dari rumah tuh kayak apa. Enak lo, gGak harus ngantor, gak harus ketemu klien (face to face) dan gak harus berkompetisi dengan rekan sekerja hehehe…

Dulu saya sering resign karena alasan utamanya bukan karena atasan atau pekerjaan tapi karena ada teman sekantor yang julid (mungkin ada juga) bikin males kerja. Apalagi harus ketemu setiap hari dengan wajah-wajah munafik, hadeuhhhh enggak benget mending saya ngalah pergi cari pekerjaan lain.

Bekerja sebagai freelance, lain banget bekerja kantoran. Yang penting kerjaan dan deadline kelar gak peduli kerjanya mau sambil masak atau nyuci baju atau sambil rebahan.

Buat saya pribadi, kalau bisa menjadi freelancer, mengapa harus jadi karyawan?

Tapi tau gak sih kalau pilihan menjadi freelancer itu bukan panggilan (bahasa kerennya passion), bukan passion buat semua orang.

Why? Ini alasannya.

Mengapa pekerjaan sebagai freelancer tidak cocok buat semua orang?

Di Upwork, saya mengamati bahwa semakin kesini, di butuhkan freelancer dengan spesialisasi keahlian yang khusus. Ibarat kata, yang di butuhkan dokter-dokter spesialis, bukan lagi dokter umum.

Jadi, freelancer dengan kemampuan generalis akan semakin mudah ter-eliminasi.

Tips Menjadi Freelancer – Spesialisasi

Spesialisasi skill dan keahlian akan memudahkan klien menemukan dan memilih freelancer yang di rasa bakalan tepat dan sesuai dengan proyeknya.

Meskipun menurut saya, sistem spesialisasi seperti ini malah mempersempit berbagai kemungkinan. Tapi ya mau bagaimana lagi. Kita ngikut lapak orang ya harus tunduk dengan rules of the game-nya.

Tapi saat ini di Upwork, semakin spesial skill nya, akan semakin mudah di terima bergabung di Upwork dan juga diharapkan akan lebih mudah mendapatkan project.

Tips Menjadi Freelancer – Real person

Ada 2 kali verifikasi yang di minta Upwork. Yang pertama, verifikasi melalui video call (scanning wajah) dan yang kedua verifikasi kartu identitas (SIM/KTP/Pasport). Kok ribet ya?

Yang sekarang malah diminta foto barengan dengan ID (KTP) juga.

Menurut saya sih ya wajar-wajar saja semua freelancer di verifikasi supaya gak ada freelance abal-abal yang merugikan klien dan Upwork juga, ples merugikan freelancer yang lain. Jadi, beneran orang yang mendaftar dan join di Upwork.

Silakan baca tentang saya yang hampir kena scam di Freelancer.com di artikel ini : Hati-hati, Ketemu Batu di Freelancer.com

Tips Menjadi Freelancer – Can do attitude

Pekerjaan freelancer pada dasarnya adalah pekerjaan yang membantu dan mensupport client. Pasti yang sesuai dengan skill dan bidang freelancer tersebut.

Tapi ada kalanya client meminta kita mengerjakan sesuatu yang belum pernah kita kerjakan. Atau menggunakan aplikasi dan tools yang asing buat kita.

Karena client sudah mempercayai bahwa kita bisa, berikan kesempatan ke diri sendiri untuk membuktikan.

Can do attitude tidak sama dengan “yes man” ya. “Confident and willing to deal with problems or new tasks, rather than complaining or giving up” adalah meaning atau arti can do attitude menurut Collins dictionary.

Tips Menjadi Freelancer – Work hard & smart

Kerja keras dan kerja cerdas, menjadi bagian dari diri seorang freelancer.

Bukan berarti kalau kita kerja dari rumah bisa bersantai dan lempeng aja, tapi bagaimana kita memaksimalkan waktu sehingga penghasilan sebagai freelancer pun bisa maksimal.

So….masih ingin jadi freelancer?

Kalau masih mau, lanjut dan teruskan baca artikel ini Tertarik Kerja Freelance.

Menjadi freelancer, sebenarnya lebih kepada bagaimana kita mengenal diri kita sendiri. Kekuatan dan kekurangan kita, siapa yang lebih tahu kalau bukan diri kita sendiri, ya to?

Kalau kamu sudah mengenal kekuatan, keahlian dan skill yang dimiliki, menjadi freelancer itu hal yang mudah kok.

Ketahui hal ini sebelum terjun ke dunia freelance

Skill & keahlian

Kamu punya keahlian dan skill apa yang bisa di offer atau di tawarkan ke client? Keahlian bahasa, desain grafis, riset (research), menulis artikel, sosial media, teknologi, akuntansi ? Cek dulu skill dan keahlianmu.

Kalau perlu, tulis di catatan, skill apa saja yang kamu kuasai. Berapa kamu beri nilai skillmu dari rentang nilai 10-100.

Pilih yang paling tinggi nilainya.

Modal

Menjadi freelancer bukannya tidak butuh modal, butuh fergusso, freelancer butuh modal…banget…

Paling tidak kamu harus punya desktop/komputer/notebook/laptop dan koneksi internet (wifi atau data). Juga modal untuk beli connect di Upwork.

Mental kuat

Mental kuat di sini artinya, jangan langsung nangis-nangis kalau proposalmu di tolak oleh 100 klien. Siapa tahu, proposalmu diterima oleh klien yang ke 101, ya kan? Harus punya mental kuat untuk menerima rejection alias siap ditolak.

Strategi

Rencanakan strategi yang sempurna untuk menjaring klien, sebanyak-banyaknya. Melalui proposal yang di ajukan, interview atau file-file sample dan portfolio yang bisa diperlihatkan ke client sebagai contoh.

Oleh sebab itu, buatlah portfolio yang layak. Baca panduan membuat portfolio di artikel ini Tips & Cara Membuat Portfolio Untuk Freelance Pemula.

Cari klien

Tidak pernah lelah untuk mencari klien. Banyak cara untuk mencari klien, salah satunya via freelance marketplace atau platform macam Upwork, Guru, Fiverr, dll.

Jangan sepelekan FB group dan juga LinkedIn.

Selain via situs freelance, di mana lagi bisa mencari job freelance?

Via blog atau website pribadi

Rekomendasi/referensi klien

Maka, jaga selalu hubungan baik dengan klien, siapa tahu dia mau merekomendasikan kamu ke teman-temannya kan?

Sosial media

Buat bisnis page di FB dan isi dengan informasi keahlian dan portfolio-mu.

LinkedIn

Cara mencari job via LinkedIn

Setelah sukses menjadi freelancer, jangan hanya diam dan berhenti di zona nyaman. Kamu harus selalu meng-upgrade skill dan menambah ilmu kalau tidak mau skill-mu ketinggalan jaman.

Jangan lupa untuk membeli proteksi asuransi dan juga investasi. Jangan semua pendapatan dihabiskan tanpa alokasi yang benar.

Berikut ini hal-hal tabu buat para freelancer

  • Malas meng-upgrade skill
  • Malas update portfolio
  • Merasa mampu sampai tidak mau belajar lagi
  • Tidak mengambil kursus-kursus online yang sesuai agar skill meningkat
  • Pasang rate terlalu rendah atau terlalu tinggi
  • Hanya fokus ke “uang”
  • Tidak meminta rekomendasi/referensi dari klien

Kesimpulan

Menurut pengalaman saya, tidak mudah menjalani 1 sampai 3 bulan pertama menjadi freelancer.

Karena apa? Belum ada pemasukan/pendapatan/income yang masuk.

Paling tidak, kamu harus sedia 3 bulan kali pengeluaran, lebih bagus sih kalau ada dana pengeluaran buat 1 tahun, just in case.

Nah, saat-saat seperti ini biasanya ada aja godaan untuk kembali melamar pekerjaan kantoran atau berpindah ke aktivitas lain. Padahal sebenarnya, kita cuman harus sabar…..sementara waktu.

Kalau kamu bisa bertahan di 1 sampai 3 bulan pertama, berarti kamu sudah siap betul menjadi freelancer.

Demikian, tips dan cara menjadi freelancer, semoga bermanfaat ya 🙂

Jangan lupa, bagikan artikel ini sekiranya bermanfaat buat kamu dan teman-temanmu.  Thanks.

3 Comments

  1. Yokhebed CMP says:

    Hallo mbak, terima kasih tips nya. Saya juga mau terjun ke Freelance karena mau kerja rasa nya susah. Ibu rumah tangga 2 anak,tentu prioritas utama adalah keluarga, tapi saya gak suka rebahan dan mau banget upgrade diri. Kalo boleh mbak, mohon maaf boleh saya dimentorin mbak Indri, supaya saya banyak belajar. Terima kasih mbak Indri. Salam sehat selalu.

  2. Mupeng…mau coba freelance di market place…mana tau ada jodoh he2

    1. indriariadna says:

      ayo langsung cuzz mbak ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *